Mujair adalah jenis ikan air tawar. Penyebaran terbesar ikan ini adalah perairan Afrika dan perairan Indonesia termasuk perairan Palopo. Jenis mujair berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning. Jenis ikan ini memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun.
Jenis Ikan Mujair mulai berbiak pada umur sekitar 3 bulan, dan setelah itu dapat berbiak setiap 1½ bulan sekali. Setiap kalinya, puluhan butir telur yang telah dibuahi akan ‘dierami’ dalam mulut induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu hingga menetas. Hingga beberapa hari setelahnya pun mulut ini tetap menjadi tempat perlindungan anak-anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya.Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan.
Tidak luput pula adalah berbagai tambak/empak, waduk dan danau-danau di Indonesia yang ‘ditanami’ ikan ini. Sebagai warga Kota Palopo, kami sering mancing mujair di tambak atau empang. Kebetulan banyak teman kami yang memiliki kolam mujair bahkan banyak pemilik tambak yang merelakan tambaknya untuk dipancing. Untuk memancing mujair, berbagai macam umpan dapat digunakan. Misalnya udang, cacing tanah, lumut, dan lain-lain. Lumutpun dapat digunakan sebagai umpan. Cara memasang umpan lumut pada kail adalah dengan mencelupkan kail ke ember kemudian diputar-putar sehingga lumut menjadi tergelung di kail.
Agar lumut mudah dipasang dan tidak hancur sebaiknha direndam di air yang dicampur garam. Selain menggunakan lumut, kita juga bisa menggunakan cacing sebagai umpan, namun waktunya akan lebih lama agar umpan ini dimakan ikan. Tarikan ikan mujair lumayan kuat saat menarik umpan.
0 comments:
Post a Comment